Entri Yang Teungoeh Populer

Selasa, 02 November 2010

Singapura Basis Israel di Asia Tenggara



Beberapa hari yang lalu saya menemui dosen mata kuliah Fiqih untuk menyetor hafalan ayat Quran. Setelah itu, saya melihat sebuah buku yang menarik perhatian saya saat membaca judulnya: Singapura; Basis Israel Asia Tenggara tergeletak di meja kerja Beliau. Saya pinjam, dan alhamdulillah Beliau welcome dan mau meminjamkannya.

Buku ini dikarang oleh Rizky Ridyasmara. Nama ini tidak terlalu asing bagi saya, karena saya pernah melihat nama ini tercantum pada buku Jacatra Secret di video ‘Jejak Yahudi di Indonesia’ yang saya download di Youtube. Dan saya juga pernah melihat nama ini tercantum di daftar dewan redaksi situs Eramuslim.com. Setelah membacanya, saya sempat kaget mengetahui besarnya kerjasama antara Israel dengan Singapura.

Kita semua pasti mengenal Singapura. Ya, sebuah negara yang luasnya tidak lebih dari dua kali Kabupaten Karawang dan hanya berjarak 30 mil laut dari Batam. Namun siapa sangka, dibalik fenomena indahnya Singapura, dan koruptor-koruptor Indonesia yang banyak ‘berlindung’ disana, tersimpan banyak sisi gelap dalam hubungannya dengan Zionis Israel, bahkan ini sebenarnya bukanlah hal yang baru. Karena semenjak kedatangan Sir Thomas Stamford Raffles pada tahun 1819 disana, komunitas Yahudi sudah mulai menancapkan kuku-nya di negara kota ini. Salah satu hasilnya, David Saul Marshall yang notabene merupakan keturunan Yahudi ortodoks di Irak, terpilih Perdana Menteri Singapura pertama saat pemilu yang diprakarsai Inggris tahun 1955.

Saat ini, Singapura tumbuh menjadi negara yang sangat maju dalam hal kekuatan militer dan intelijennya, dan ini tidak terlepas dari bantuan Israel. Mantan Menteri Pertahanan Singapura, Goh Keng Swee merupakan salah satu orang Singapura yang menjadikan Israel sebagai ‘pembangun’ sistem pertahanan Singapura.

Jika Amerika Serikat bisa kita sebut sebagai Israel besar, Israel disebut dengan Amerika kecil, maka Singapura bisa juga kita anggap sebagai kembaran Israel plus Amerika.
Hal yang bisa kita pertanyakan, mengapa Singapura menjadikan Israel sebagai sekutu ?
Jika kita teliti, kita bisa melihat bahwa terdapat banyak kesamaan antara Israel dengan Singapura, diantaranya:

1. Dalam hal agama, Zionis Israel merupakan penganut agama Yahudi di tengah-tengah bangsa yang mayoritas Islam. Demikian juga dengan Singapura, mayoritas warga Singapura adalah Kristen Protestan yang berada di tengah-tengah negara tetangganya; Indonesia, Malaysia, Brunei yang mayoritas Islam.

2. Dalam hal wilayah, Israel yang ‘berdiri’ di atas tanah rampasan milik Palestina. Jika dilihat dari sisi geografisnya, keberadaan Israel memang rentan dan kecil yang dikelilingi oleh negara-negara besar seperti Yordania, Suriah dan Mesir. Begitu juga dengan Singapura; negara kecil yang berada ditengah-tengah ‘para pembesar’.Dengan kombinasi 2 hal diatas, ditambah dengan faktor-faktor lainnya, jadilah Singapura dan Israel sebagai negara yang memiliki kemampuan militer; pertahanan dan intelijen yang kuat di Asia Tenggara dan dunia.

Saya teringat dengan pernyataan bahwa ‘Agen intelijen Mossad masuk ke Indonesia melalui Singapura’. Ya, rasanya itu sangat masuk akal karena memang Indonesia tidak menjalin kerjasama diplomatik dengan Israel (namun hal ini pernah hampir terjadi saat Gusdur menjadi presiden, dan Gusdur secara tidak resmi pernah mengangkat Lee Kuan Yew dan tokoh Yahudi AS Henry Kissinger sebagai penasehat kepresidenannya) dan masuk ke Indonesia melalui negara perantara Singapura.

Sangat banyak kerjasama yang melibatkan Israel dan Singapura dari segala aspek kenegaraan, seperti: pertahanan dan ekonomi. Salah satu proyek kerjasama Israel-Singapura yang terbesar adalah peluncuran satelit mata-mata pengintai mutakhir yang bisa memotret permukaan bumi dengan teknologi digital yang super canggih. Jadi sudah pasti setiap jengkal tanah di Indonesia-pun tidak terlepas dari pantauan Singapura; dan informasi apa-pun itu tentang Indonesia bisa saja dengan mudah mengalir ke Israel.

Terlalu banyak rasanya konspirasi Yahudi terhadap peradaban dunia yang justru tidak menguntungkan Islam-bahkan cenderung menghancurkan Islam (dan memang seperti itulah kenyataannya). Satu pernyataan terakhir yang bisa saya kutip dari buku ini yaitu: ‘Jika selama ini kita konsern dengan jihad di Palestina, maka kita juga harus sadar bahwa yang membiayai Zionis-Israel itu adalah Singapura; tetangga sebelah rumah kita sendiri, jadi ?’.

Bercermin dari buku tersebut, memang sangat dibutuhkan ‘filter’ yang mampu menyaring kita dari pengaruh Yahudi; Zionis; Israel yang memang sifat mereka selalu merusak bumi sebagaimana yang ALLAH cantumkan di Al Quran:

‘Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu’ (QS. 5: 62).

Bagaimana caranya ? Ya dengan mempelajari Al Quran…

Sumber Referensi:

1. Al Quranul Karim.

2. Ridyasmara, Rizki. 2008. Singapura; Basis Israel Asia Tenggara. Jakarta: Khalifa.

Tidak ada komentar: